sekolahku

SMAN 3 Bangkalan Raih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri

Senin, 07 Aug 2017 02:02 | editor : Abdul Basri
MEMBANGGAKAN: Kepala SMAN 3 Bangkalan St. Maria Ulfa piala penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri di Jakarta, Rabu (2/8).
MEMBANGGAKAN: Kepala SMAN 3 Bangkalan St. Maria Ulfa piala penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri di Jakarta, Rabu (2/8). (SMAN 3 BANGKALAN FOR Radar Madura/JawaPos.com)
BANGKALAN – Sejuk rasanya pagi itu. Pepohonan rindang membuat tubuh terasa segar. Itulah pengalaman Jawa Pos Radar Madura saat berada di lingkungan SMAN 3 Bangkalan, Jumat (4/8).
SMAN 3 Bangkalan berada di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Mlajah. Sekolah yang dipimpin St. Maria Ulfa ini baru saja meraih prestasi membanggakan tingkat nasional. Yaitu, Sekolah Adiwiyata Mandiri 2017.
Luar biasa. Tidak mudah untuk menyabet penghargaan bergengsi ini. Di Bangkalan, penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri baru tahun ini diperoleh berkat jerih payah SMAN 3 Bangkalan.
Kepala SMAN 3 Bangkalan St. Maria Ulfa bersyukur kepada Tuhan. Dia mengungkapkan, penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri 2017 diperoleh tidak lepas dari perjuangan dan dukungan berbagai pihak.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi SMAN 3 Bangkalan untuk menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri. ”Dasarnya sederhana. Buktikan dengan tindakan kalau kita cinta lingkungan. Penanaman cinta lingkungan ini penting diterapkan sejak di bangku sekolah,” ungkapnya.
SMAN 3 Bangkalan mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional pada 2013. Sekolah Adiwiyata Kabupaten pada Februari dan tingkat provinsi diraih pada Mei 2013. ”Tingkat nasional kami terima pada 2 Desember 2013,” jelas Maria.
Salah satu kegiatan pendukung untuk bisa memperoleh predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri yakni dengan mengolah sampah sehingga bernilai ekonomis. Selain itu juga berkat pengolahan daun kering menjadi kompos agar bernilai ekonomis.
Ada 80 sekolah yang mengajukan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri di Jawa Timur. Setelah dilakukan verifikasi lapangan, yang lolos hanya 24 sekolah. Se-Indonesia, yang mengajukan Sekolah Adiwiyata Mandiri sekitar 310 lembaga. Yang lolos mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri hanya 113 sekolah.
”Dokumen yang dikumpulkan dalam bentuk softcopy sampai 20 gigabyte. Mulai dari dokumen dan foto-foto. Itu banyak. Tapi terbayarkan dengan penghargaan ini,” kenangnya.
Bukan berarti tugas SMAN 3 Bangkalan sudah selesai setelah meraih penghargaan adiwiyata tertinggi tersebut. Ada aturan mengenai sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Pada 2018 mendatang, para peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri harus tetap membina sekolah-sekolah agar bisa ikut menyandang predikat sekolah adiwiyata. Minimal hingga tingkat kabupaten.
”Bedanya, tahun depan cukup melakukan pembinaan pada tiga sekolah. Jadi lebih ringan. Bukan lagi sepuluh sekolah,” paparnya.
Mari menambahkan, apabila tidak melaksanakan kegiatan yang berbasis lingkungan hidup, akan dihapus dari status Sekolah Adiwiyata Mandiri. Peraturan tersebut berlaku bukan hanya untuk Sekolah Adiwiyata Mandiri saja, melainkan bagi semua sekolah yang mendapat predikat adiwiyata.
”Karena kalau tidak ada aktivitas, bisa dibilang tidak menjalankan pelestarian lingkungan. Jadi kita tetap harus melangsungkan kegiatan-kegiatan cinta lingkungan,” ucapnya.
Maria berterima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat atas diraihnya Sekolah Adiwiyata Mandiri. Utamanya kepada Pemkab Bangkalan, dinas pendidikan (disdik), dinas lingkungan hidup (DLH), LSM Peduli Lingkungan, bank sampah, puskesmas, dan semua pihak baik swasta maupun negeri.
”Kami berharap penghargaan ini menjadi pancingan bagi sekolah lain supaya mau ikut menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri dan benar-benar menerapkan kecintaan kepada lingkungan,” ujarnya.
Ketua Tim Adiwiyata Mandiri SMAN 3 Bangkalan Sri Yuni Astuti menerangkan, ada empat komponen yang menjadi penilaian agar bisa menyandang predikat ini. Yakni, kebijakan kepala sekolah, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, dan sarana yang mendukung.
”Banyak yang perlu dipersiapkan. Tapi semua itu, pada dasarnya manfaat akan dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain. Misal untuk kesehatan dan pelestarian lingkungan,” terangnya.
Selain itu, untuk bisa menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, salah satu kriterianya harus membina sepuluh sekolah dari predikat nol sampai bisa mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Kabupaten. ”Jadi ada SD, SMP, swasta dan negeri yang kita dibina,” pungkasnya.

Komentar

Postingan Populer