perencanaan pendidikan
NOMENKLATUR, STRUKTUR/TINGKATAN, JENIS DAN BENTUK PERENCANAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusununtuk MemenuhiTugas Mata KuliahPerencanaan Pendidikan yang dibina/diampuoleh
Nunuk Hariyati, M.Pd.
Oleh :
Rizkiyatul Hasanah 17010714021
Adona Safira 17010714026
Ahmad Matinul Haq 17010714028
Maulidia
Hardiasanti 17010714063
2017 B
FakultasIlmuPendidikan
UniversitasNegeri Surabaya
Manajemen Pendidikan
September 2017
Kata Pengantar
Segala
puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
“Makalah tentang Nomenklatur, Struktur dan Tingkatan Jenis serta Bentuk
Perencanaan” ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pendidikan serta untuk membantu para mahasiswa dalam memahami materi ataupun
dalam kesulitan belajar.
Pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan karena tidak lepas dari bantuan dari dosen kami
yaitu Ibu Nunuk Hariyanti, M.Pd serta teman – teman semua. Kami menyadari
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
dan nasehat yang membangun demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Surabaya, 18 September 2017
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………… ii
Daftar isi
……………………………………………………………………………………… iii
BAB I :
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ………………………………………………………………………… 4
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………………………...………… 5
C.
Tujuan
……………………………………………………………………….………… 5
BAB II :
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Pendidikan
…………………………………………………… 6
1.
Definisi
Perencanaan ……………………………………………………………….. 6
2.
Definisi
Pendidikan …………………………………………………………………. 6
3.
Definisi
Perencanaan Pendidikan ……………………………………...……………
7
B.
Tingkatan
Perencanaan Pendidikan ……………………………………….…………….
8
1.
Tingkat
atas (top level) ………………………………………………….…………..
9
2.
Tingkat
menengah (midle level) ……………………………………………………. 9
3.
Tingkat
bawah (botton-up) ………………………………………………………… 10
C.
Jenis
Perencanaan Pendidikan …………………………………………………………. 11
1.
Menurut
Besarannya (Magnitude) …………………………………………………. 11
2.
Menurut
Tingkatannya ……………………………………………………………... 12
3.
Menurut
Jangka Waktunya ………………………………………………………… 14
D.
Bentuk
Perencanaan Pendidikan ……………………………………………………….. 16
1.
Perencanaan
jangka panjang (long range planning) ……………………………….. 16
2.
Perencanaan
jangka pendek (short range palnning) ……………………………….. 16
3.
Unit
pembelajaran ………………………………………………………………….. 16
BAB III :
PENUTUP
A.
Kesimpulan
…………………………………………………………………………… 18
B.
Saran
………………………………………………………………………….………. 18
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………… 19
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
pembelajaran perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan
pembelajaran, baik perencanaan produksi, perencanaan belajar, medis, dan
tempat. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi pembelajaran untuk
memilih sasaran dan penetapan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menetapkan tujuan sarana dan sasaran yang hendak dicapai
sebelum melakukan proses – proses perencanaan.
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk proses pembelajaran, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam berbagai jenis kegiatan, baik itu kegiatan belajar mengajar
disekolah maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi
– fungsi manajemen, karena fungsi – fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan – keputusan yang telah ditetapkan.
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi
ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis
dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok
pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen – elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajian
sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen, karena tanpa fungsi perencanaan fungsi – fungsi lain yaitu
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu perencanaan pendidikan ?
2.
Bagaimana
tingkatan perencanaan pendidikan ?
3.
Apa
jenis perencanaan pendidikan ?
C.
Tujuan
1.
Dapat
menjelaskan pengertian perencanaan pendidikan.
2.
Dapat
menjelaskan tingkatan perencanaan pendidikan.
3.
Dapat
menjelaskan jenis – jenis perencanaan pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Pendidikan
1.
Definisi
Perencanaan
a.
Perencanaan
menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan – kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
b.
Perencanaan
menurut Prajudi Atmosudirjo ialah perhitungan dan penentu tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
c.
Perencanaan
menurut Siagin ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
menyangkut hal – hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi,
penulis menyimpulkan bahwa perencanaan ialah mencakup suatu pemikiran yang
sadar, tujuan – tujuan yang hendak dicapai, penggunaan sumber daya, dan
tindakan yang akan dilaksanakan.
2.
Definisi
Pendidikan
a.
Pendidikan
berasal dari kata “didik”. Lalu kata
ini mendapat awalan kata “me” sehingga
menjadi “mendidik” artinya memelihara
dan memberikan latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
b.
Menurut
Bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata “Pedagogi”
yaitu kata “paid” artinya “anak” sedangkan “agogos” yang artinya membimbing, sehingga pedagogy” dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak”.
c.
Menurut
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
kepribadian, masyarakat, bangsa dan negara.
d.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik seaca aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Jadi, menurut penulis pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyrakat.
3.
Definisi
Perencanaan Pendidikan
a.
Yusuf
Enoch, perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan
kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan
kenyataan – kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta
menyeluruh dalam suatu negara.
b.
Bebby,
C.E perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa depan dalam
hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan
politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
c.
Guruge
(1972) perencanaan pendidikan merupakan proses mempersiapkan kegiatan di masa
depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d.
Albert
Waterson (Don Adam 1975) perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan
yang dapat dijalankan oleh kegiatan – kegiatan pembangunan lain yang di
dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e.
Coombs
(1982) perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dianalisis
sitematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu
lebih efektif fan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta
didik dan masyrakat.
f.
Y.
Dror (1975) perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan
seperangkat keputusan untuk kegiatan – kegiatan di masa depan yang di arahkan
untuk mencapai tujuan – tujuan dengan cara – cara optimal untuk pembangunan
ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara.
Dengan demikian
definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat
tersebut menurut penulis adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan
dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan
yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan keputusan – keputusan lain, baik dalam bidang itu
sendiri maupun dalam bidang – bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada
batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
B.
Tingkatan
Perencanaan
Pada
umumnya, manajemen memiliki tanggung jawab yang sama yaitu, melakukan
perencanaan, pengornanisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf.
Kebutuan akan adanya perencanaan tidak hanya ada pada satu tingkat (puncak)
saja dari suatau organisasi melainkan setiap tingkat dan setiap bidang usaha
memerlukan adanya perencanaan bila menghendaki suatu usaha yang efisien dan
efektif.
Sudah
barang tentu perencanaan yang dilakukan pada berbagai tingkat oraganisasi itu
tidak sama tentang cara merumuskannya maupun isi dan sifatnya. Namun dari sisi
tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi tiga macam :
1.
Tingkat
atas (top level)
Pada
tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik
mengenai tujuan maupun caranya, jadi belum begitu positif untuk segera dapat
dilaksanakan. Top level management terdiri dari Direksi (BOD) dan Chief
Executive Officer (CEO). Chief Executive Officer juga disebut General Manager
(GM) atau Managing Director (MD) atau Presiden. Direksi adalah wakil dari
pemegang saham, yaitu mereka dipilih oleh pemegang saham yaitu mereka dipilih
oleh pemegang saham perusahaan. Demikian pula Chief Executive Officer dipilih
oleh Dewan Direksi dari suatu organisasi. Peran utama dari manajemen tingkat
atas sebagai berikut :
a.
Manajemen
tingkat atas menurut tujuan, kebijakan dan rencana organisasi
b.
Manajemen
memobilisasi (merakit dan membawa bersama – sama)
c.
Manajemen
tingkat atas kebanyakan bekerja dari pemikiran, perencanaan dan memutuskan.
Oleh karena itu, mereka juga disebut sebagai administrator dan otak organisasi.
d.
Manajemen
menghabiskan lebih banyak waktu dalam perencanaan dan pengorganisasian.
e.
Manajemen
mempersiapkan rencana jangka panjang dari organisasi yang umumnya dibuat untuk
5 sampai 20 tahun.
f.
Manajemen
tingkat atas memiliki kewenangan dan tanggung jawab maksimum. Manajer adalah
otoritas atas atau akhir dalam organisasi. Manajer bertanggung jawab langsung
kepada pemegang saham, pemerintah dan masyarakat umum. Keberhasilan atau
kegagalan organisasi sangat tergantung pada efisiensi dan pengambilan
keputusan.
g.
Manajer
membutuhkan lebih banyak keterampilan konseptual dan kurang dalam keterampilan
teknis.
2.
Tingkat
menengah (midle level)
Pada
tingkat ini merupakan penjabaran dan pelengkap dari perencanaan tingkat atas.
Perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu sudah jelas
menunjukkan kepada cara pencapaian tujuan dan bersifat memberi pentunjuk pelaksanaan
dengan sebaik-baiknya. Middle level management teridiri dari Kepala Departemen
(HOD), Manajer Cabang dan Eksekutif Junior. Kepala Departemen adalah manajer
keuangan, manajer pembelian dan lain-lain. Manajer cabang adalah kepala cabang
atau unit lokal. Juniro Eksekutif adalah asisten manajer keuangan, asisten
manajer pembelian dan lain-lain. Manajer tingkat tengah dipilih oleh Manajer
tingkat atas. Manajer tingkat menegah lebih menekankan pada tugas sebagai
berikut :
a.
Manajemen
tingkat menengah memberikan rekomendasi kepada manajemen tingkat atas.
b.
Menjalankan
kebijakan dan rencana yang dibuat oeleh manajemen tingkat atas.
c.
Mengkoordinasikan
kegiatan dari semua departemen.
d.
Manajer
harus berkomunikasi dengan manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat yang
lebih rendah.
e.
Manajer
menghabiskan lebih banyak waktu dalam koordinasi dan berkomunikasi.
f.
Manajer
mempersiapkan rencanan jangka pendek departemen mereka yang umumnya dibuat
untuk 1 sampai 5 tahun.
g.
Manajer
tingkat menengah memiliki keterbatasan wewenang dan tanggung jawa. Mereka
adalah perantara antara manajemen tingkat atas dan manajemen yang lebih rendah.
h.
Manajer
bertanggung jawab langsung kepada CED dan dewan direksi.
i.
Memerlukan
keterampilan lebih dan manajerial dan teknis dan kurang dalam keterampilan
konseptual.
3.
Tingkat
bawah (bottom-up)
Yaitu tingkat
dimana tiap – tiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan sesuatu
yang konkret. Maka sifat dari perencanaan pada tingkat ini juga lebih bersifat
operatif, yaitu cara menjalankan sesuatu agar mencapai hasil yang maksimal. Low
level management terdiri dari mandor dan pengawas. Mereka dipilih oleh
manajemen tingkat menengah. Disebut juga tingakt pengawas / supervisor.
Manajemen tingkat yang lebih rendah melakukan kegiatan sebagai berikut.
a.
Manajemen
tingkat rendah mengarahkan para pekerja / karyawan.
b.
Manajer
mengembangkan moral para pekerja.
c.
Manajer
memelihara hubungan antara pekerja dan manajemen tingkat menengah.
d.
Manajemen
tingkat yang lebih rendah menginformasikan para pekerja tentang keputusan yang
diambil oleh manajemen. Manajer juuga menginformasikan manajemen tentang
kinerja, kesulitan, perasaan, tuntutan dan lain-lain dari para pekerja.
e.
Manajer
menghabiskan lebih banyak waktu dalam mengarahkan dan mengendalikan.
f.
Manajer
tingkat yang lebih rendah membuat rencana harian, mingguan, dan bulanan.
g.
Manajer
memiliki kewenangan terbatas, tetapi tanggung jawab penting untuk mendapatkan
pekerjaan yang dilakukan dari para pekerja. Mereka secara teratur melaporkan
dan bertanggung jawab langsung kepada manajemen tingkat menengah.
h.
Sering
dengan pengalaman dan manajer dasar keterampilan, mereka juga memerlukan
keterampilan yang lebih teknis dan kemampuan berkomunikasi.
C.
Jenis
Perencanaan Pendidikan
Jenis
perencanaan pendidikan ada beberapa menurut Fattah (2011:54-61) yang dibagi
berdasarkan :
1.
Menurut
besarnya (magnitude)
a. Perencanaan
makro
Perencanaan
makro adalah perencanaan yang menentapkan kebijakan – kebijakan yang akan
ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara – cara mencpai tujun itu pada
tingkat nasional. Tujuan yang harus dicapai negara (khususnya dalam bidang SDM)
adalah pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitaitf pendidikan harus
menghasilkan tenaga pembangun yang terampil dan sesuai dengan bidangnya dan
memiliki jiwa Pancasila. Menurut Pidarta (1988:58) “perencanaan makro pada
umumnya ditangani oleh pemerintah pusat, atau dapat juga oleh kelompok tertentu
tetapi mereka ditunjuk oleh pemerintah pusat pula”. Untuk melaksanakan fungsi
perencanaan makro ini, strategi pendidikan hendaknya memenuhi syarat sebagai
berikut :
1.
Tujuan
pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini dijabarkan
kembali menjadi tujuan – tujuan lebih spesifik.
2.
Pemrintah
memegang peranan utama dalam pengembalian keputusan dan menciptakan mekanisme
kerja yang efektif.
3.
Sumber
– sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sector yang ada.
4.
Prioritas
harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk, tingkat dan jenis pendidikan.
5.
Alokasi
biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
6.
Penilaian
yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
berdasarkan penilaian itu.
7.
Pelaksanaan
pendidikan mendapat latian sesuai dengan tugas yang akan dikerjakan.
Contoh dari perencanaan makro adalah
tentang model penerimaan siswa/mahasiswa baru karena berlaku di seluruh tenah
air, begitu pula perencanaan tentang kurikulum inti untuk SMA.
b.
Perencanaan
meso
Kebijaksanaan
yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam program
– program yang berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan departemen atau unit –unit. Menurut
Pidarta (1988:5) “perencanaan meso adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
mencakup wilayah pendidikan tertentu, misalnya suatu provinsi dan dasar
terjadinya perencanaan meso adalah akibat dari kondisi dan situasi daerah
berbeda – beda”. Perencanaan meso di bidang pendidikan menengah dan dasar pada
umumnya diprakarsai oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pedidikan dan
Kebudayaan di daerah bersangkutan. Sedangkan untuk perencanaan lembaga
pendidikan tinggi bisa diprakarsai tiap perguruan tinggi di wilayah itu dengan
mengikut sertakan semua perguruan tinggi yang ada di daerah itu.
c.
Perencanaan
mikro
Perencanaan
mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan
penjabaran dari perencanaan tinkat meso. Kekhususan – kekhususan dari lembaga
mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah
ditetapkan dalam perencanaan makro maupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu
kegiatan belajar mengajar.
2.
Menurut
tingkatannya
a.
Perencanaan
strategic
Perencanaan
stategik disebut juga perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R. G.
Murdick J.E Ross diartikan sebagai “konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai
pada masa depan” (dalam Fattah, 2011:55). Pengertian perencanaan strategi juga
diungkapkan oleh Johnson Kast Rozens-Weig yaitu “proses penentuan sasaran
utama, kebijaksanaan yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber – sumber
serta strategi yang mengatur sumber pengadaan dan penyalahgunaan sumber untuk
pencapaian tujuan. Dapat juga disebut konsepsi di hari depan. Bentuk konfigurasi
terungkap berdasrkan :
1.
Ruang
lingkup
Ruang lingkup
pendidikan menyangkut hasil – hasil pendidikan yang diharapkan, pemakai hasil
pendidikan, pasaran pendidikan, kuantitas hasil pendidikan dan karakteristik
yang ditentukan untuk hasil pendidikan.
2.
Hasil
persaingan
Kemampuan hasil
(produktifitas) pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan
yang spesifik dan kapasitas merespon terhadap gerak perubahan.
3.
Target
Spesifikasi
target – target yang menegaskan penyataan kuantitatif tujuan – tujuan yang akan
dicapai, profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor
penunjang lainnya.
4.
Penataan
sumber – sumber
Penentuan sumber
– sumber pendidikan menyangkut alokasi pengembangan sumber daya kependidikan,
faktor geografik dan kencenderungan perubahan dengan perubahan yang berkenaan
dengan sistem nilai. Sistem nilai itu akan memberi arah terhadap konsep,
gagasan maupun praktik – praktik kependidikan.
b.
Perencanaan
koordinatif (managerial)
Sesui
dengan namanya “perencanaan koordinatif ditujukan untuk mengarahkan jalannya
pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara
efektif and efisien.
c.
Perencanaan
operasional
Pada
umumnya “perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan
dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana stategik”
(Fattah. 2011:58). Hal ini berarti bahwa setiao kegiatan dilaksanakan menurut
prosedur, aturan, dan ketentuan yang ditetapkan secara jelas karena langsung
melihat kondisi di lapangan yang menyebabkan munculnya data yang bersifat
kuantitatif dan dapat diukur serta biasanya dipergunakan juga dimensi uang.
3.
Menurut
jangka waktunya
a.
Perencanaan
jangka pendek
Perencanaan
jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk
dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut sebagai rencana
operasional perencanaan ini merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah
dan jangka panjang.
b.
Perencanaan
jangka menengah
Perencanaan
jangka menengah mencakup kurun wanktu di atas 5-10 tahun. Perencanaan ini
penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat
operasional.
c.
Perencanaan
jangka panjang
Perencanaan
jangka panjang meliputi cakupan waktu di atas 10 tahun sampai dengan 25 tahun.
Perencanaan ini mempunyai jangka menengah serta jangka pendek di dalamnya
karena perencanaan jangka panjang ini juga memiliki pembabakan yang didapat
dari perencanaan jangka pendek dan menengah yang fungsinya menyempurnakan
perencanaan jangka panjang tersebut.
Sedangkan menurut Nanang Fattah dan Djam’an
Satori perencanaa pendidikan dibagi menjadi beberapa macam berikut :
1.
Top-Down
Planning
2.
Bottom-Up
Planning
3.
Diagonal-Horizontal
Planning
4.
Rolling
Plan
Secara umum jenis perencanaan yang telah
disebutkan di atas saling berhubungan satu sama lain, dari perencanaan menurut
besarannya, yakni makro, meso, mikro. Menurut tingkatannya yaitu strategic,
koordinatif, dan operasional. Menurut jangka pendek, menengah dan panjang serta
menurut arah perencanaannya yakni top-down, bottom-up dan diagonal-horizontal
planning.
Perencanaan mikro tidak boleh lepas dari
perencanaan maso dan perencanaan makro. Langkah dalam merancang perencanaan
mikro tidak boleh keluar dari aturan yang telah dibuat dalam perencanaan meso
dan perencanaan meso tidak boleh melanggar perencanaan makro.
Seperti halnya penerncanaan menurut
jangka waktunya, merek saling terkait satu sama lain. Untuk menentukan
perencanaan jangka panjang pasti akan dimulai dari perencanaan jangka pendek,
kemudian jangka menengah. Atau bisa menentukan perencanaan jangka panjang untuk
perencanaan jangka menengah, dan dari perencanaan jangka menengah dapat
merancang perencanaan jangka pendek.
Setelah itu menjadi bukti bahwa jenis
perencanaan di atas saling berkaitan adalah “ perencanaan operational dilakukan
dalamm jangka pendek yang mencakup perencanaan makro, meso, maupun mikro”
(Pidarta, 1988:63). Perencanaan jangka panjang berkaitan dengan perencanaan
makro dan perencanaan strategi. Sedangkan perencanaa jangka pendek berkaitan
dengn jenis – jenis perencanaan menurut besarannya terutama perencanaa mikro
dan dengan perencanaan operasional.
D.
Bentuk
– Bentuk Perencanaan Pembelajaran
Guru
yang berperan sebagai perencana, harus dapat memutuskan bentuk perencanaan yang
sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan yang dibebankan kepada guru. Makean (Omar
Hamalik: 1980) membagi bentuk – bentuk perencanaan kedalam tiga bagian, yaitu :
perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek dan unit pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
1.
Perencanaan
jangka panjang
Maksud dari
pernyataan perencanaan ini adalah mengembangan dan memelihara prespektif yang
berkenaan dengan konsepsi secara menyeluruh tentang pembelajaran yang akan
diberikan. Karena guru perlu memiliki keterampilan dalam membangun unit sumber
dan unit pembelajaran yan memuat organisassi pendidikan.
2.
Perencanaan
pembelajaran.
Harus fleksibel
dan adaftif dan harus terarah pada kegiatan pembelajaran harian dalam kelas.
3.
Unit
pembelajaran
Yang dikenal
dengan satuan pembelajaran. Dalam perencanaan ini hendaknya siswa diberikan
kesempataan memberikan kontribusinya terhadap perencanaan. Kesempatan ini akan
turut memperkaya kemungkinan untuk mencapai tujuan intruksional.
Bersdasrkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa perencanaan itu terbagi menjadi dua bentuk yaitu perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi
lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang raisonal dan sitematis.
Perencanaan mirko
adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan – kebijakan yang akan ditempuh,
tujuan yang ingin dicapai dan cara – cara mencpai tujuan itu pada tingkat
nasional.
Perencanaan mikro
adaalah perencanaan pada tingkat instusional dan merupakan pejabaran dari
perencanaan tingkat meso. Contoh dari perencanaa mikro adalah kegiatan belajar
mengajar.
B.
Saran
Sebaiknya dalam pengambilan keputusan
dan tindakan dalam berbagai bentuk pembelajaran menggunakan proses dasar
manajemen berupa perencanaan. Dala sebuah perencanaan perlu memperhatikan sifat
rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Hasibuan, Malayu SP, (2011), Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara.
2. Ukas, Maman, (2004), Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini
3. Gaffer, m.fakry. 1995. Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodology. Jakarta: Depdikbud.
4. (online) : http://allinhereabout.blogspot.co.id/2015/03/proses-dan-tingkatan-perencanaan.html . diakses tanggal 12
september 2017.
5. (online) : http://tuman-95.blogspot.co.id/2014/09/bentuk-bentuk-perencanaan-pembelajaran.html . diakses tanggal 12 september 2017.
6. (online) : http://silvyaeka12.blogspot.co.id/2016/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html . diakses tanggal 12
september 2017.
Komentar
Posting Komentar